This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Minggu, 22 Januari 2012

Pesona Teduh dalam Tasawuf Kaum Hawa ; Rumahku Surgaku, Istriku Bidadariku

“Kalaupun dia tak memiliki kebutuhan biologis, tetap sangat berat baginya hidup sebatangkara di dalam rumah,” dawuh Imam al-Ghazali dalam Ihyâ’ ketika berbicara mengenai bangunan rumah tangga ideal dalam pandangan syariat dan tasawuf. Istri adalah pendamping hidup yang dianugerahi keterampilan untuk menyelesaikan banyak hal yang tidak akrab dengan jiwa suami. Misalnya, berbagai macam pekerjaan rumah tangga dan pengasuhan anak. Penanggung jawab formal dari semua itu secara syariat adalah suami. Padahal, suami pada umumnya tidak memiliki keterampilan untuk menangani tugas-tugas tersebut. Kenapa demikian? Boleh jadi, agar istri punya kesempatan untuk meraih pahala besar, dengan berbakti, menjadi pembantu agama bagi suaminya. “Dengan jalan ini, istri salehah merupakan pembantu agama (bagi suami) di rumah. Tanpa peran istri, akan banyak hal yang mengganggu hati dan membuat hidupnya menjadi serba menyesakkan.” Demikian, dawuh Imam al-Ghazali dalam Ihyâ’. Terkait dengan itu, beliau mengutip pernyataan Abu Sulaiman ad-Darani, “Istri saleh tidak termasuk urusan duniawi, karena dia justru membuatmu terfokus untuk akhirat.” Ada beberapa tokoh sufi yang memiliki istri yang juga sufi, sehingga aura akhirat bersinar sangat benderang dari atap rumah tangganya, dan nuansa duniawi nyaris berada pada titik nol. Misalnya, yang sangat terkenal dalam khasanah tasawuf, adalah pasangan Syekh Ahmad bin Abil Hawari dengan Rabiah asy-Syamiyah. Mereka hidup di Damaskus pada awal Abad Ketiga Hijriah. Mereka sama-sama dikenal sebagai tokoh sufi. Rabiah dikenal dengan pengabdian sufistiknya terhadap sang suami. Dalam kisah-kisah pengabdian Rabiah bertebaran kilau-kilau religius yang mempesona. Secara fisik Rabiah sering sibuk di dapur, tapi hati dan pikirannya berisi Allah. Maka, konon, saat menyuguhkan masakannya kepada sang suami, Rabiah mempersilakan dengan kalimat, “Suamiku, makanlah. Makanan ini tidaklah masak melainkan dengan kalimat tasbih.” Rabiah sering membuatkan masakan-masakan kejantanan, lalu memberikan pakaian-pakaian yang bagus dan harum kepada Ibnu Abil Hawari. Setelah itu ia bilang, “Suamiku, sekarang datangilah istrimu yang lain. Bawalah seluruh semangat kejantananmu.” Meski Rabiah sering bilang seperti itu, bukan berarti tak ada cinta yang bersemai di hatinya. Ia sangat mencintai Ibnu Abil Hawari, tapi bukan cinta asmara, melainkan cinta karena ikatan kebenaran. “Aku sangat mencintaimu, tapi bukan cinta istri kepada suaminya, melainkan cinta orang-orang yang saling bersaudara,” katanya kepada Ibnu Abil Hawari. Hati dan pikiran Rabiah memang senantiasa tertuju kepada Allah. Dia tidak memiliki kepentingan duniawi atas suaminya. Ahmad bin Abil Hawari pernah bercerita: suatu ketika aku memanggil Rabiah, tapi dia tidak menjawab. Ia baru menjawab beberapa saat kemudian. Ia berkata, “Suamiku, hatiku sedang dikuasai rasa gembira dengan Allah. Akhirnya, aku tak mampu menjawab panggilanmu.” Jauh sebelum Ibnu Abil Hawari, ada Shilah bin Asyim, sufi masyhur dari kalangan Tabiin yang membangun rumah tangga dengan Muadzah al-Adawiyah, tokoh sufi perempuan di Basrah. Saat malam pertama, sepupu Shilah menyediakan pemandian air panas untuk mereka dan menyiapkan kamar pengantin yang indah dan harum. Tapi, yang terjadi, Shilah dan Muadzah justru melewatkan malam penting itu dengan beribadah semalam suntuk. Mereka salat hingga pagi tiba. Mengetahui akan hal itu, sepupu Shilah sangat kecewa. Ia datang menghardiknya. Maka, Shilah bin Asyim angkat bicara, “Tadi malam engkau sediakan untukku pemandian yang membuatku mengingat neraka. Lalu, kau masukkan aku ke kamar yang membuatku mengingat surga. Maka, surga dan neraka itu memenuhi pikiranku hingga pagi.” Dari perkawinan itu, Shilah dan Muadzah dikaruniai seorang putra. Ketika ia sudah dewasa, Shilah membawanya mengikuti sebuah perang. Mereka sama-sama gugur di sana. Mendengar hal itu, perempuan-perempuan di Basrah berdatangan ke rumah Muadzah untuk menyampaikan belasungkawa. Muadzah menyambut mereka. “Aku ucapkan selamat datang jika kalian ke sini untuk mengucapkan selamat kepadaku. Kalau bukan untuk itu, pulanglah kalian… Setelah ini, aku tidak menyukai hidup melainkan sebagai perantara untuk mendekat kepada Allah. Semoga Allah mengumpulkan aku dengan suami dan anakku di surga.” Di barat Baghdad, tepatnya di daerah Baratsa, ada juga pasangan yang masyhur sebagai pasangan sufi, yaitu Abu Abdillah al-Baratsi dengan istrinya Jauharah al-Baratsiyah. Mereka hidup di pertengahan Abad Kedua Hijriah, semasa dengan Rabiah al-Adawiyah. Mulanya, Jauharah adalah seorang sahaya. Ketika merdeka, dia menjalani suluk di bawah bimbingan Abu Abdillah al-Baratsi. Tak lama kemudian, Abu Abdillah menikahi Jauharah. Selama menjadi istri al-Baratsi ini, Jauharah dikenal sebagai wanita sufi yang melewati hari-harinya dengan beribadah dan tafakur. Suatu ketika, Jauharah pernah bertanya kepada suaminya, “Abu Abdillah, apa perempuan akan dihias di surga jika mereka masuk ke sana?” “Iya,” jawab al-Baratsi. Jauharah menjerit. Matanya melemah, ia jatuh pingsan. Saat siuman, al-Baratsi menanyainya. “Kenapa kau sampai pingsan?” “Aku membayangkan wanita surga, dan membandingkannya dengan keadaanku di dunia. Maka, demi Allah, aku sangat takut kehilangan akhirat.” Suatu ketika, Jauharah bermimpi melihat sebuah tenda. “Untuk siapa tenda ini?” tanya Jauharah. “Untuk orang yang bersungguh-sungguh dalam membaca al-Qur’an,” jawab orang dalam mimpi itu. Maka, sejak itu Jauharah tidak tidur malam. Sehingga, al-Baratsi pernah bercerita: Jauharah kadang membanguniku tengah malam. Ia bilang, “Suamiku, kafilah telah berlalu.” ***** Itulah pernik kisah dalam rumah tangga ideal bagi para sufi. Sebenarnya, untuk fokus kepada Allah, tak sedikit tokoh-tokoh sufi yang memilih hidup membujang. Tapi, mereka pun mungkin akan menikah jika bisa mendapatkan istri seperti itu. Istri yang benar-benar menjadi pendukung, pemberi semangat, teman dan pembantu bagi suami agar mencurahkan seluruh waktunya untuk Allah. Istri yang membuat mereka semakin leluasa mencurahkan hati dan pikirannya untuk akhirat, seperti telah ditegaskan oleh Abu Sulaiman ad-Darani tentang istri salehah. Yâ Habbadzâh!

Persahabatan

SEBAGIAN orang tentu ada yang memahami makna sahabat dalam persahabatan adalah mereka yang senantiasa dapat mengerti pada apa yang sedang diinginkan dan selalu mendukung terhadap segala sesuatu yang tengah digelutinya. Memaknai akan persahabatan dengan pemahaman semacam ini memang tidaklah sepenuhnya salah, karena terkadang keberadaan hal yang sedemikian ini diperlukan bahkan harus terjadi dalam dunia persahabatan. Tentunya dengan catatan, senyampang tidak menerjang terhadap berbagai norma dan kode etik yang ada, maka kiranya hal itu tidaklah begitu perlu untuk ‘diperbincangkan’. Namun sebaliknya, bila yang tengah dilakukan oleh orang yang disebutnya sahabat itu menyimpang dari kode etik, budaya luhur, dls.  maka mencegahnya adalah langkah yang harus dilakukan, setidaknya dengan mengingatkannya terlebih dahulu.
Sekadar pe-misalan, jika nampak jelas ada orang melakukan perbuatan tidak terpuji yang dapat menciderai norma-norma yang ada, kemudian salah seorang yang menjadi sahabatnya itu mengetahui jika yang melakukan itu adalah temannya, dengan berdalih persahabatan, ia berupaya untuk membela bahkan membenarkan terhadap kesalahan temannya itu, maka sudah barang tentu, apapun motifnya, tindakan yang semacam ini tidaklah dapat dibenarkan untuk digunakan dalam memahami arti persahabatan.
Maka dari itu, berangkat dari kenyataan yang seperti inilah, kiranya perlu adanya sedikit uraian tentang tema yang berkaitan dengan fenomena tersebut. Tentunya, melalui sudut pandang syariat. Tujuannya agar dalam menyikapi dan menjawab perihal tersebut, kita memiliki standar jelas yang dapat mengakomodasi berbagai pemahaman yang kurang tepat sebagaimana dalam kasus di atas.
Dalam tautannya dengan pandangan agama, Rasulullah SAW melalui sabdanya, pernah memberikan definisi atau lebih tepatnya pemahaman hakiki tentang kriteria seorang sahabat sejati, yaitu mereka yang senantiasa jujur tentang kita, bukan mereka yang selalu membenarkan atau meng-iyakan terhadap berbagai hal yang kita lakukan.      
Dari sini kita jadi tahu secara sharîh (jelas) tentang apa dan bagaimana pengertian persahabatan jika diteropong melalui kacamata agama, sehingga hal tersebut setidaknya dapat menjadi semacam bahan renungan, yang pada gilirannya dapat mengantarkan pehaman kita tentang persahabatan secara proporsional.
Jadi, persahabatan itu bukanlah sekadar ‘seremonial’ basa-basi. Bukan sekadar dicukupkan dengan adanya saling berbagi dan saling melengkapi, tapi juga di dalamnya harus ada unsur-unsur yang betautan dengan masalah ibadah. Sederhananya, sahabat sejati meminjam istilahnya Habiburrahman El-Shirazy dalam salah satu karyanya adalah merasakan ada aliran kebahagiaan ketika bercengkrama, merasa damai ketika bersama, dan merasa teduh ketika bersua. Inilah yang dikehendaki tentang arti persahabatan, yang didasarkan pada norma-norma agama sebagai cara pandang. Begitu indah. Wallâhu a’lam

Sabtu, 21 Januari 2012

Radio Buruh Migran

Pusat Sumber Daya Buruh Migran merupakan dukungan program pendampingan dan pemberdayaan buruh migran Indonesia melalui pertukaran informasi dan pengetahuan.......
klik ja linknya n selamat mendengarkan......
http://radio.buruhmigran.or.id

Cara Mengatasi Rasa Malas



Syeikh Al Munawar Abdul Kabir bin Abdullah Bahmid bertanya : “Apakah obat bagi orang yang merasa berat untuk melakukan kebaikan dan cenderung memperturutkan hawa nafsu, meskipun ia mencintai kebaikan dan para pelakunya serta membenci kejahatan dan para pelakunya ?”
Habib Abdullah Al Hadad ra menjawab : Ketahuilah bahwa malas beribadah dan cenderung memperturutkan hawa nafsu ini dapat disebabkan oleh empat hal :
1.Kebodohan, cara mengatasinya adalah dengan menuntut ilmu yang bermanfa’at.
2.Lemah iman, Cara mengobatinya dengan bertafakkur mengenai kekuasaan Allah di langit dan di Bumi serta tekun beramal Saleh.
3.Panjang angan-angan, cara mengobatinya dengan mengingat mati dan menyadari bahwa kematian dapat datang setiap saat.
4.Makan sesuatu yang syubhat, cara mengatasinya adalah dengan bersikap wara’ dan sedikit makan.
Siapa yang berhasil menghilangkan penyakit-penyakit itu dengan menerapkan pengobatan tadi, maka :
Ia tidak akan mudah merasa bosan dalam beribadah dan beramal saleh setiap waktu.
Ia tidak akan memperturutkan hawa nafsu dan tidak terlalu mengejar kenikmatan duniawi.
Janganlah mengharapkan kenikmatan ibadah pada tahap awal perjuangan, sebab hal itu tidak mungkin dapat dicapai sebelum seseorang benar-benar bermujahadah. Begitulah sunatullah :
Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapatkan perubahan pada sunatullah (Al-Ahzab, 33:62).
Tahap awal perjuangan adalah menjauhi hal-hal yang diharamkan syariat, mengendalikan hawa nafsu dan memaksanya untuk taat kepada Allah. Semua itu akan terasa berat dan sulit. Apabila Allah Ta’ala telah mengakui kesungguhan hati dan ketulusan niat untuk menyucikan jiwa dan kelurusan budinya, maka saat itulah Allah akan melindungi orang itu dan meliputinya dengan luthf-Nya yang tersembunyi, sehingga dalam beribadah dan beramal, ia dapat merasakan kenikmatan dan kelezatan yang tiada tara, kenikmatan yang tidak akan membuatnya lalai lagi dari Allah. Sebaliknya, ia akan merasakan kepedihan yang dalam ketika bermaksiat, karena orang yang telah memiliki nafsu muthmainnah merasa heran ketika melihat sebagian manusia durhaka kepada Allah Ta’ala, padahal dalam ketaatan terdapat perasaan nyaman, kelapangan dada dan kenikmatan.
Orang-orang durhaka melakukan maksiat dan memperturutkan syahwat, padahal dalam kemaksiatan itu tersembunyi perasaan sedih, duka dan ketidak tentraman. Orang yang sudah mencapai tingkat nafsu muthmainnah menyangka bahwa orang lain tentu juga telah mencapai dan merasakan apa yang ia rasakan.
Kemudian setelah ia mawas diri dengan mengingat kembali segala yang pernah ia rasakan sebelumnya, yaitu ketika ia mengecap berbagai kenikmatan dalam memperturutkan hawa nafsunya, yaitu ketika ia merasakan pahit getirnya ketaatan, maka barulah ia sadar, bahwa ia tidak sampai ketingkatnya sekarang ini melainkan setelah melalui perjuangan panjang dan inayah yang banyak dari Allah Swt. Sehingga ia tidak akan tergoda dan tertipu oleh nafsunya.
Allah berfirman : “Itulah karunia Allah yang diberikan kepada siapa saja yang Ia kehendaki”. (Al Jum’uah 62 :4)
Dan orang-orang yang berjihad untuk mencari keridloan kami benar-benar akan kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami”. (Qs. Al Ankabut 29:26)
(An-Nafaisul Uluwiyah 23-24)

CEMBURU MENURUT ISLAM


CEMBURU bukanlah sesuatu yg selalu harus diartikan buruk. Hampir setiap orang pernah mengalami EMOSI ini. Apa yg tersirat dlm rasa CEMBURU Yg normal hanyalah suatu tanda bahwa seseorang itu mempunyai kemampuan utk mencintai seseorang. Sekaligus tdk ingin kehilangan dia, ini bukan berarti buruk.
Namun dlm kehidupan sehari-hari pengertian tentang CEMBURU ini selalu dicampur adukan dgn pengertian buruk yg dinamakan IRI HATI. Padahal antara CEMBURU dan IRI HATI adalah sangat berbeda. Sbg contoh “sy cemburu akan kekayaan dan kecantikannya”. Padahal seharusnya ia mengatakan bahwa “sy iri hati dgn kekayaan dan kecantikannya”.
CEMBURU bermakna ketakutan kehilangan seseorang yg dikasihi, kalau ia jatuh ke tangan orang lain. Iri hati terhadap milik orang lain, itu dpt merusak atau menghancurkan hidup seseorang. Sikap tersebut merupakan sikap yg selalu mengundang permusuhan.
Tetapi CEMBURU yg meletakkan sesuatu pada tempatnya dpt mendorong seseorang utk menghargai dan melindungi hubungan seseorang dgn pasangannya. CEMBURU yg spti itu mengandung manfaat sebab ia membuka mata kita thdp sesuatu yg akan hilang dari diri kita.
ISLAM memperbolehkan rasa cemburu tersebut dgn tujuan agar suami istri dpt hidup dgn tenang, bahagia serta terhindar dari kemaksiatan. Hadist ROSULULLOH :”Kecemburuan itu termasuk sebagian dari iman, dan MIDZAK (memasukkan seorang laki-laki lain ke rumah istrinya kemudian dibiarkan) itu termasuk sifat MUNAFIK.
(HR: bazar dan baihaqi)
di dalam rumah tangga ROSULULLOH SAW terdapat juga kisah2 CEMBURU dikalangan istri-istrinya. ROSULLOH pernah dicemburui oleh istrinya yg bernama HAFSAH.
Pada wktu itu HAFSAH meminta izin kepada ROSULULLOH utk pergi ke rumah ayahnya yaitu UMAR AL-KHATTAB. Sementara wkt yg terulang itu ROSULULLOH menunggu di rumah. Tiba-tiba didepan rumah ROSULULLOH, Siti Mariah istri ROSULULLOH yg lain mengetahui beliau ada di rumah HAFSAH, ia pun singgah sebentar.
Tdk lama kemudian HAFSAH pulang dari rumah ayahnya. Alangkah terkejudnya HAFSAH ketika ia melihat madunya, berada di rumahnya. Cemburunya dgn serta-merta datang. Ia tdk senang kalau melihat MARIAH berada di rumahnya. Perasaan ini jelas kelihatan dari mimik wajahnya yg sedih. SITI MARIAH faham tentang itu, akhirnya ia keluar dari rumjh HAFSAH.
Setelah MARIAH Pergi, HAFSAH pun berkata kepada Nabi “kenapa MARIAH berada dalam rumahku? Sedang aku tdk ada dirumah?”
knapa HAFSAH berani berkata demikian. Bukankah MARIAH itu istri ROSULULLOH juga. Kata2 tersebut menunjukkan KECEMBURUAN. Ia tdk senang suaminya pada waktu gilirannya diambil oleh orang lain.
CEMBURUnya HAFSAH tersebut disebabkan rasa cinta terhadap suaminya. Kalau rasa cemburu itu wujud pada keluarga ROSULULLOH, Jadi bukan suatu hal yg mustahil peristiwa yg sama juga akan terjadi dalam keluarga kita.
Namun perlu diingat, bahwa kecemburuan itu tidak membawa kepada perpecahan dan bencana terhadap rumah tangga ROSULULLOH.

Selasa, 17 Januari 2012

Bangun Malam (Qiyamullail)


“Hai orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah (untuk sholat) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya), (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit. atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Qur’an itu dengan perlahan-lahan.” (QS. Al Muzzamil:1-4)
Firman Allah Subhanahu wa ta’alaa di atas telah memerintahkan dengan jelas kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang tengah tidur untuk melakukan sholat malam atau sholat tahajud. Dan perintah yang diberikan kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tersebut bukanlah perintah yang dikhususkan hanya kepada beliau saja, melainkan juga kepada seluruh umat beliau. Namun pada kenyataannya, betapa sedikit sekali umat muslim yang dapat berdiri dan mengistiqomahkan sholat tahajud ini.
Dari Jabir ra, ia barkata, “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. bersabda, “Sesungguhnya pada malam hari itu benar-benar ada saat yang seorang muslim dapat menepatinya untuk memohon kepada Allah suatu kebaikan dunia dan akhirat, pasti Allah akan memberikannya (mengabulkannya); dan itu setiap malam.” (HR. Muslim dan Ahmad)
Sholat tahajud merupakan salah satu bentuk komunikasi dengan Allah Subhanahu wa ta’alaa yang paling efektif. Karena sholat tahajud dilakukan manakala kebanyakan makhluk Allah Subhanahu wa ta’alaa sedang tertidur lelap. Masa yang penuh dengan kesunyian dan ketenangan akan membantu kita untuk lebih khusyuk bermunajat kepada Allah. Seorang muslim yang senantiasa mendawamkan sholat tahajud, insya Allah akan selalu dicintai oleh Allah swt. Barang siapa mendawamkan sholat tahajud maka Allah Subhanahu wa ta’alaa akan menjaminnya dengan kehidupan di syurga kelak.
Dari Abdullah bin Salam, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wahai manusia, sebarkanlah salam, berikanlah makanan, dan sholat malamlah pada waktu orang-orang tidur, kalian akan masuk surga dengan selamat.” (HR. Imam Tirmidzi)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda yang artinya, “Lazimkan dirimu untuk shalat malam karena hal itu tradisi orang-orang shalih sebelummu, mendekatkan diri kepada Allah, menghapus dosa, menolak penyakit, dan pencegah dari dosa.” (HR. Ahmad)
Allah Subhanahu wa ta’alaa akan senantiasa memberikan kemuliaan kepada umatnya yang khusyuk dan kontinyu dalam mengamalkan sholat sunnah tahajud. Dari Sahal bin Sa’ad ra., ia berkata, “Malaikat Jibril datang kepada Rasulullah saw lalu berkata, ‘Wahai Muhamad, hiduplah sebebas-bebasnya, akhirnya pun kamu akan mati. Berbuatlah semaumu, pasti akan dapat balasan. Cintailah orang yang engkau mau, pasti kamu akan berpisah. Kemuliaan orang mukmin dapat diraih dengan melakukan shalat malam, dan harga dirinya dapat ditemukan dengan tidak minta tolong orang lain.’”
Rasululah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seluruh manusia dikumpulkan di tanah lapang pada hari kiamat. Tiba-tiba ada panggilan dikumandangkan dimana orang yang meninggalkan tempat tidurnya, maka berdirilah mereka jumlahnya sangat sedikit, lalu masuk surga tanpa hisab. Baru kemudiaan seluruh manusia diperintah untuk diperiksa.”
Setelah melihat hebatnya kedudukan dan keutamaan mendawamkan sholat tahajud di atas, maka sudah sepatutnyalah bagi kita semua untuk senantiasa berlomba-lomba mendapatkan fadhilah dari sholat tahjud tersebut.
Berikut kami sekelumit suguhkan tips yang insya Allah akan membantu kita agar lebih mudah untuk bangun di sepertiga malam dan melaksanakan sholat sunnah tahajud.
  1. Biasakan tidur di awal waktu, jangan bergadang untuk hal-hal yang tidak penting, yang akhirnya hanya akan membuat mata kita terlampau lelah dan mengantuk untuk bangun di sepertiga malam.
  2. Bersungguh-sungguh mengamalkan adab-adab sebelum tidur. Biasakan berwudhu, sholat sunnah, berdzikir dan berdoa sebelum tidur. Jangan tidur dalam keadaan berhadats (terutama hadats besar), karena hal ini akan menimbulkan kemalasan di waktu bangun malam.
  3. Janganlah paranoid dan menganggap bahwa bangun di sepertiga malam untuk melakukan sholat tahajud itu sebagai pekerjaan yang berat. Karena pemikiran semacam itu akan berpengaruh pada niat dan kekuatan kita untuk merealisasikan niat tersebut (dapat melemahkan niat dan tekad untuk melakukan sholat tahajud).
  4. Senantiasa menjaga keikhlasan ketika berniat untuk bangun malam dan melakukan sholat tahjud. Dengan niat yang ikhlas, insya Allah akan meringankan pekerjaan yang semula tampak berat.
  5. Cobalah untuk mengenali dan menyesuaikan waktu tidur masing-masing. Bila kita telah tahu berapakah standar waktu tidur kita masing-masing, maka kita akan dapat menentukan jam berapakah kita harus mulai tidur, sehingga kita akan bangun tepat di sepertiga malam. Jika memang ada tugas yang harus diselesaikan dan dibawa pada hari esok, lebih baik dikerjakan selepas melaksanakan sholat tahajud, jangan dikerjakan pada waktu malam (sebelum tidur) yang memakan waktu hingga larut malam dan akhirnya akan membuat kita tidak dapat bangun di sepertiga malam (kesiangan).
  6. Jika memang memungkinkan, jangan lupa untuk melakukan tidur siang. Dengan tidur siang, insya Allah akan membuat kita lebih kuat untuk bangun di sepertiga malam dan melakukan sholat sunnah tahajud.
  7. Jangan lupa untuk senantiasa memasang alarm, dan letakkan alarm tersebut di tempat yang jauh dari jangkauan tangan namun tetap dapat terdengar dengan jelas (keras) oleh telinga. Dengan demikian, mau atau tidak mau kita akan bangkit dari tempat tidur untuk mematikannya manakala alarm tersebut berbunyi.
  8. Anda juga dapat menggunakan program tahajud missedcall dengan teman-teman anda. Buatlah jadwal berkelanjutan yang telah disepakati bersama untuk mengatur siapa-siapa yang mendapatkan jatah untuk membangunkan.
  9. Programlah aktivitas siang hari anda dengan seefisien dan seefektif mungkin, sehingga anda tidak terlalu kelelahan untuk bangun di sepertiga malam untuk melakukan sholat tahajud. Hindari kegiatan-kegiatan yang tidak terlalu penting, yang akan menguras stamina anda.
  10. Tanamkanlah kesadaran bahwa anda memiliki kebutuhan jasmani dan ruhani yang harus anda penuhi keduanya dengan seimbang, tidak berat sebelah.
  11. Motivasi diri anda untuk bangun malam dengan cara mempelajari dan mengingat betapa besar keutamaan-keutamaan yang terdapat di dalam sholat tahajud.
  12. Tanamkan rasa rindu untuk senantiasa bernunajat dan berkhalwat dengan Allah Subhanahu wa ta’alaa.
  13. Hindari maksiat. Karena, maksiat adalah sumber lemahnya kadar iman dan ibadah kita kepada Allah Subhanahu wa ta’alaa. Dalam hal ini Sufyan Ats-Tsauri telah menuturkan pengalamannya, “Aku sulit sekali melakukan qiyamullail selama 5 bulan disebabkan satu dosa yang aku lakukan.”.
  14. Janganlah makan malam terlampau kenyang, karena perut yang kenyang akan memberikan efek mengantuk dan malas.
  15. Jika anda telah berkeluarga, anda dapat membuat kesepakatan dengan anak dan isteri berupa program sholat tahajud berjamaah, misalnya setiap tiga kali dalam sepekan keluarga wajib melakukan sholat tahajud secara berjamaah.
  16. Jangan lupa untuk senantiasa berdoa dan memohon kepada Allah Subhanahu wa ta’alaa agar diberikan kemudahan untuk bangun malam dan melakukan sholat tahajud dengan ikhlas dan khusyuk.
  17. Untuk memantapkan kedisiplinan diri, anda pun dapat melakukan program “self-punishment” bagi diri anda sendiri, manakala kesiangan atau lupa tidak melaksanakan sholat tahajud. Tentunya, “self-punishment” ini haruslah bersifat mendidik dan tidak terlalu keras. Ketika lupa atau kesiangan sehingga tidak melakukan sholat tahajud, maka anda dapat menghukum diri anda misalnya harus membaca Al Quran sebanyak 2 juz di hari esoknya. 2 juz tersebut dapat anda baca per lima lembar setiap setelah melakukan sholat fardhu.
Demikianlah artikel sederhana mengenai keutamaan sholat tahajud dan tips mempermudah bangun malam untuk melakukan sholat tahajud ini.
Perlu diketahui, bahwa tips dan keutamaan sholat tahajud dalam artikel ini bukanlah bukanlah sebuah harga mati. Karena sesungguhnya, masih sangat banyak lagi keutamaan-keutamaan yang terkandung di dalam sholat sunnah tahajud ini. Dan tentunya masih sangat banyak pula tips-tips yang dapat digunakan untuk memudahkan kita agar dapat bangun malam dan melakukan sholat sunnah tahajud.
Rasulullah saw telah bersabda di dalam haditsnya yang artinya, “Sesungguhnya amal perbuatan itu harus dengan niat, dan setiap orang itu tergantung pada niatnya.” (Muttafaq Alaih)
Untuk itulah mari kita kuatkan dan luruskan niat kita untuk senantiasa menegakkan dan mendawamkan sholat tahajud dengan ikhlas agar kita mendapatkan tempat yang mulia di sisi Allah Subhanahu wa ta’alaa. Amin

Jumat, 06 Januari 2012

Carilah Jodohmu Menurut Islam


Setiap orang yang dewasa pasti ingin menikah untuk membentuk keluarga sakinah mawaddah war rahmah atau keluarga yang bahagia di dunia dan akhirat. Apalagi nikah adalah satu perintah agama:



“Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.” [An Nuur:32]

Barangsiapa kawin (beristeri) maka dia telah melindungi (menguasai) separo agamanya, karena itu hendaklah dia bertakwa kepada Allah dalam memelihara yang separonya lagi. (HR. Al Hakim dan Ath-Thahawi)

Hadis riwayat Anas ra.:

Bahwa beberapa orang sahabat Nabi saw. bertanya secara diam-diam kepada istri-istri Nabi saw. tentang amal ibadah beliau. Lalu di antara mereka ada yang mengatakan: Aku tidak akan menikah dengan wanita. Yang lain berkata: Aku tidak akan memakan daging. Dan yang lain lagi mengatakan: Aku tidak akan tidur dengan alas. Mendengar itu, Nabi saw. memuji Allah dan bersabda: Apa yang diinginkan orang-orang yang berkata begini, begini! Padahal aku sendiri salat dan tidur, berpuasa dan berbuka serta menikahi wanita! Barang siapa yang tidak menyukai sunahku, maka ia bukan termasuk golonganku. (Shahih Muslim No.2487)

Hadis riwayat Sa`ad bin Abu Waqqash ra., ia berkata:

Rasulullah saw. melarang Usman bin Mazh`un hidup mengurung diri untuk beribadah dan menjauhi wanita (istri) dan seandainya beliau mengizinkan, niscaya kami akan mengebiri diri. (Shahih Muslim No.2488)

Abdullah Ibnu Mas’ud Radliyallaahu ‘anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda pada kami: “Wahai generasi muda, barangsiapa di antara kamu telah mampu berkeluarga hendaknya ia kawin, karena ia dapat menundukkan pandangan dan memelihara kemaluan. Barangsiapa belum mampu hendaknya berpuasa, sebab ia dapat mengendalikanmu.” Muttafaq Alaihi.

Nah bagaimana caranya agar kita bisa memiliki keluarga yang bahagia?

Itu semua tak lepas dari usaha, doa, dan tawakkal kita kepada Allah SWT. Allah dan RasulNya sudah memberi petunjuk di Al Qur’an dan Hadits.

Melihat dan berkenalan

Sebelum memutuskan untuk menikah, kita harus melihat dulu calon pasangan kita. Ini agar tidak seperti membeli kucing dalam karung:

Menurut riwayat Muslim dari Abu Hurairah bahwa Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam pernah bertanya kepada seseorang yang akan menikahi seorang wanita: “Apakah engkau telah melihatnya?” Ia menjawab: Belum. Beliau bersabda: “Pergi dan lihatlah dia.”

Jangan Berpacaran

Meski kita harus ta’aruf atau mengenal, tapi pacaran dalam Islam adalah hal yang terlarang.

“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” [Al Israa’:32]

Ada orang yang berpacaran sampai bertahun-tahun lebih. Bahkan ada pula yang sampai kumpul kebo dengan alasan agar bisa mengenal calon pasangannya. Itu adalah haram. Toh begitu menikah, banyak juga yang cerai.

Sebab bagaimana pun juga orang pacaran itu selalu menutupi kekurangannya dan hanya menampilkan yang baik-baik saja. Banyak ulama mengatakan, kalau pacaran itu tidak pernah kita mendengar suara kentut dari pasangan kita. Tapi begitu menikah, sering sekali kedengaran. Jadi pacaran itu bukanlah hal yang yang tepat untuk mengenal pasangan.

Untuk mengenal pasangan anda, carilah informasi dari orang dekatnya entah itu saudara, teman, atau tetangganya. Minta juga penilaian dari orang tua dan keluarga anda. Sebab orang yang jatuh cinta itu banyak yang “buta.” Tidak dapat melihat kekurangan orang yang dia cinta.

Dari statistik Ohio University dijelaskan bahwa 1 dari 3 wanita di AS pernah diperkosa. Kemudian dari Ensiklopedi MS Encarta juga dijelaskan 80% pelaku adalah pacar dari si korban.

Hanya 16% kasus perkosaan yang dilaporkan.

Banyak kasus perzinahan mungkin sebetulnya adalah perkosaan di mana si pacar mendesak untuk diberi jatah.

Jadi pacaran itu dampak negatifnya cukup banyak.

Sulit Mencari Jodoh?

Ada juga orang yang sulit mencari jodoh. Kemungkinan orang ini terlalu pilih-pilih atau selektif. Yang penting itu sebenarnya akhlak dan agamanya. Tampang itu yang biasa-biasa saja, begitu pula yang lainnya.

Selain itu seringlah bersilaturrahim ke tempat saudara atau mengikuti pengajian. Makin luas silaturrahim anda, makin mudah pula anda mencari jodoh. Jangan lupa untuk senantiasa senyum sehingga orang tidak kabur ketika melihat anda…

Jangan Melamar Wanita yang Sedang Dilamar Orang Lain

Ada pepatah Perancis: “Cherchez la Femme” Artinya, (jika ada keributan) carilah wanitanya. Ini karena sering terjadi perkelahian untuk memperebutkan wanita. Tak jarang berakhir dengan maut. Oleh karena itu, Islam melarang seseorang untuk melamar wanita lain yang sedang dilamar pria lain.

Dari Ibnu Umar ra bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Janganlah seseorang di antara kamu melamar seseorang yang sedang dilamar saudaranya, hingga pelamar pertama meninggalkan atau mengizinkannya.” Muttafaq Alaihi dan lafadznya menurut Bukhari.

Memilih Pasangan Hidup

Pertama-tama kita harus mencari pasangan hidup yang baik menurut agama. Mungkin banyak orang mengeluh karena dia sulit mendapat jodoh. Tidak ada pria/wanita yang mendekati dirinya. Nah orang itu harus introspeksi diri.

Pertama apakah penampilannya kucel dan semrawut? Jika ya, jangan heran jika banyak orang tidak menengok dirinya. Kita harus berpenampilan bersih, rapi, dengan wajah yang ceria. Jika wajah murung atau cemberut tentu orang juga enggan mendekat. Itulah sebabnya Nabi berkata “Senyum itu sedekah”

Kemudian lihat pergaulan atau jaringan teman dan keluarga anda. Apakah anda sehari-hari hanya berkurung diri di kamar saja? Tentu saja anda tidak harus melakukan dugem di diskotik yang akhirnya paling hanya dapat pecandu narkoba/alkohol sebagai suami/istri. Tapi anda bisa mengikuti pengajian di lingkungan rumah anda.

Bagaimana pun juga keluarga dan teman bisa jadi mak comblang/perantara yang ampuh untuk mencari jodoh.

Jangan pasang kriteria terlalu tinggi, misalnya harus ganteng/cantik, harus cerdas lulus S3, kaya, dan beriman. Sulit mencari orang yang sempurna. Jika pun anda bisa menemukan orang yang seperti itu, belum tentu dia mau dengan anda.

Pilihlah wanita yang beriman dan saleh untuk jadi pasangan anda:

Sesungguhnya dunia seluruhnya adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita (isteri) yang sholehah. (HR. Muslim)

Wanita dinikahi karena empat faktor, yakni karena harta kekayaannya, karena kedudukannya, karena kecantikannya, dan karena agamanya. Hendaknya pilihlah yang beragama agar berkah kedua tanganmu. (HR. Muslim)

Wanita yang baik akan senantiasa menjaga auratnya. Dia tidak akan menerima tamu pria yang bukan muhrimnya jika anda pergi bekerja.

Sebaliknya, jangan pilih wanita yang mengumbar auratnya/sexy untuk menggoda para pria. Banyak terjadi wanita seperti ini ketika suaminya pergi, maka dia selingkuh dengan pria lain. Bahkan tidak jarang akhirnya membunuh suaminya agar bisa tetap bersama pacarnya. Semoga hal ini tidak menimpa kita semua.

“Laki-laki yang berzina tidak mengawini melainkan perempuan yang berzina, atau perempuan yang musyrik; dan perempuan yang berzina tidak dikawini melainkan oleh laki-laki yang berzina atau laki-laki musyrik, dan yang demikian itu diharamkan atas oran-orang yang mukmin” [An Nuur:3]

Pilih wanita yang beriman. Bukan yang musyrik/beda agama:

“Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran.” [Al Baqarah:221]

Sebelum anda jatuh cinta dengan seseorang, teliti dulu agamanya. Islam apa bukan? Jika Islam, perhatikan lagi, sholat apa tidak? Jika tidak sholat, sebaiknya tinggalkan karena sholat adalah pembeda antara orang yang beriman dengan orang kafir.

Seganteng atau secantik apa pun orang yang membuat anda jatuh hati, jika dia kafir niscaya akan dibakar dengan api neraka sehingga wujudnya akan jadi mengerikan. Jika anda pernah menyaksikan mayat yang hangus hitam terbakar, ingatlah itu. Seganteng apa pun orang itu misalnya seganteng Primus atau Keanu Reves, tapi jika dia kafir maka wajahnya akan mengerikan bukan hanya di neraka. Tapi juga di kubur. Ingatlah hal ini agar anda tidak tertarik dengan orang kafir yang ganteng atau cantik.

Meski mungkin sudah banyak yang tahu, ada baiknya kita baca ayat di bawah tentang siapa yang tidak boleh kita nikahi:

“Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu yang perempuan; saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-saudara bapakmu yang perempuan; saudara-saudara ibumu yang perempuan; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara perempuan sepersusuan; ibu-ibu isterimu (mertua); anak-anak isterimu yang dalam pemeliharaanmu dari isteri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan isterimu itu (dan sudah kamu ceraikan), maka tidak berdosa kamu mengawininya; (dan diharamkan bagimu) isteri-isteri anak kandungmu (menantu); dan menghimpunkan (dalam perkawinan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” [An Nisaa’:23]

Amati Bagaimana Amarahnya

Setiap orang pasti pernah marah. Cuma ada yang melampiaskan kemarahannya dengan perbuatan yang menyakitkan, ada juga yang sekedar mengeluarkan kata-kata kotor, ada pula yang sekedar diam saja.

Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) terjadi akibat pasangan tidak mampu mengontrol amarahnya. Kadang bukan sekedar melukai, tapi juga bisa membunuh pasangan atau anaknya. Oleh karena itu anda harus bisa mengetahui bagaimana sifat calon pasangan anda jika marah agar tidak menyesal nantinya. Jangan sampai, terutama kaum wanita, jadi sansak hidup yang selalu dipukul oleh suaminya.

Ada wanita yang baru tahu suaminya kasar setelah menikah. Sering memukul hingga membuat dia berdarah. Sebelum menikah, katanya calon suaminya sangat baik. Oleh karena itu tak ada salahnya jika anda sekali dua kali mencoba membuat pasangan anda marah agar hal semacam itu bisa dideteksi secara dini. Jika anda terlanjur menikahi orang seperti ini, sebaiknya segera mencari perlindungan dan bercerai. Memang setelah marah mereka sangat baik dan sangat cepat menjadi baik lagi karena seluruh kemarahannya mereka keluarkan kepada anda. Tapi pasti mereka akan mengulanginya lagi.

Sebaik-baik orang adalah yang diam jika dia marah. Jika pun berkata, dia sekedar mengungkapkan hal yang dia tidak suka tanpa menyebut anda dengan sebutan yang buruk.

Paling dekat dengan aku kedudukannya pada had kiamat adalah orang yang paling baik akhlaknya dan sebaik-baik kamu ialah yang paling baik terhadap keluarganya. (HR. Ar-Ridha)

Bila seorang dari kamu sedang marah hendaklah diam. (HR. Ahmad)

Selama menikah, Nabi belum pernah memukul istri atau pun anak-anaknya.

Pada saat anda sudah menikah, sebaiknya hanya ada 1 pihak saja yang marah. Yang lain sebaiknya mengalah. Ketika marah, jangan sekali-kali mengucapkan kata “Cerai.” Sebab itu bukanlah kata yang bisa diucapkan secara main-main atau untuk mengancam.

Dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Tiga hal yang bila dikatakan dengan sungguh akan jadi dan bila dikatakan dengan main-main akan jadi, yaitu: nikah, talak dan rujuk (kembali ke istri lagi).” Riwayat Imam Empat kecuali Nasa’i. Hadits shahih menurut Hakim.

Jangan pula anda mengeluarkan kata-kata dari “Kebun Binatang” atau pun sebutan menyakitkan lainnya.

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri (sesama Muslim) dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah panggilan yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” [Al Hujuraat:11]

Jangan Mencintai Pasangan Anda Secara Berlebihan

Menurut pepatah Inggris: “Love me little, love me long”. Cintai aku sedikit, tapi abadi. Biasanya pasangan yang cintanya berlebihan, sehingga di depan umum pun tampil sangat mesra, dalam beberapa tahun saja pasti bercerai. Ini karena rasa cintanya terlalu diumbar sehingga dalam waktu singkat sudah “habis.”

Dalam Islam, kita tidak boleh berlebihan. Kita harus mengutamakan cinta kita kepada Allah dan Rasulnya. Jika pun kita mencintai sesama atau pasangan kita, itu karena Allah.

Barangsiapa memberi karena Allah, menolak karena Allah, mencintai karena Allah, membenci karena Allah, dan menikah karena Allah, maka sempurnalah imannya. (HR. Abu Dawud)

Jika kita mencintai pasangan kita lebih daripada Allah, niscaya hati kita akan hancur dan putus asa jika pasangan kita meninggalkan kita baik karena cerai atau pun karena mati.

Sebaliknya jika kita mencintai Allah di atas segalanya, niscaya kita akan selalu tegar dan tabah karena kita yakin bahwa Allah itu Maha Hidup dan Abadi serta selalu bersama dengan hambanya yang Saleh.

Menikahlah Karena Cinta

Seharusnya kita menikah karena cinta. Bukan karena paksaan. Oleh karena itu, sebetulnya kisah kawin paksa antara Siti Nurbaya dengan Datuk Maringgih itu bertentangan dalam Islam.

Dari Zakwan ia berkata: Aku mendengar Aisyah berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah saw. tentang seorang gadis perawan yang dinikahkan oleh keluarganya, apakah ia harus dimintai persetujuan ataukah tidak? Beliau menjawab: Ya, harus dimintai persetujuan! Lalu Aisyah berkata: Aku katakan kepada beliau, perempuan itu merasa malu. Rasulullah saw. bersabda: Itulah tanda setujunya bila ia diam. (Shahih Muslim No.2544)

Syiarkanlah Pernikahan

Dalam Islam, pernikahan itu meski itu adalah pernikahan kedua, ketiga, atau keempat (poligami) harus disiarkan ke masyarakat luas agar nanti tidak terjadi fitnah.

Dari Amir Ibnu Abdullah Ibnu al-Zubair, dari ayahnya Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Sebarkanlah berita pernikahan.” Riwayat Ahmad. Hadits shahih menurut Hakim.

Hadis riwayat Anas bin Malik ra.:

Bahwa Nabi saw. melihat warna bekas wangian pengantin di tubuh Abdurrahman bin Auf, lalu beliau bertanya: Apakah ini? Abdurrahman menjawab: Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku baru saja menikahi seorang wanita dengan mahar seharga lima dirham emas. Rasulullah saw. lalu bersabda: Semoga Allah memberkahimu dan rayakanlah walaupun dengan seekor kambing. (Shahih Muslim No.2556)

Dari Anas Ibnu Malik ra bahwa Nabi SAW pernah melihat bekas kekuningan pada Abdurrahman Ibnu Auf. Lalu beliau bersabda: “Apa ini?”. Ia berkata: Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku telah menikahi seorang perempuan dengan maskawin senilai satu biji emas. Beliau bersabda: “Semoga Allah memberkahimu, selenggarakanlah walimah (resepsi) walaupun hanya dengan seekor kambing.” Muttafaq Alaihi dan lafadznya menurut Muslim.

Sering orang melakukan pernikahan secara diam-diam atau nikah siri sehingga orang banyak tidak tahu apakah mereka berdua menikah atau tidak. Itu jelas tidak sesuai dengan sunnah Nabi. Jika yang dilakukan pernikahan siri adalah istri kedua sementara istri pertama dirayakan, maka itu adalah ketidak-adilan yang tidak bisa ditolerir.

Dari Abu Hurairah ra bahwa Nabi SAW bersabda: “Barang siapa memiliki dua orang istri dan ia condong kepada salah satunya (tidak adil), ia akan datang pada hari kiamat dengan tubuh miring.” Riwayat Ahmad dan Imam Empat, dan sanadnya shahih.

Jangan Bercerai
Perceraian adalah hal yang halal tapi dibenci Allah:

Dari Ibnu Umar ra bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Perbuatan halal yang paling dibenci Allah ialah cerai.” Riwayat Abu Dawud dan Ibnu Majah

Kenapa begitu?

Karena perceraian bukan hanya menyakitkan pihak yang bercerai, tapi juga anak-anaknya.

Agar tidak bercerai, maka suami harus bertanggung-jawab memberi nafkah lahir dan batin pada istrinya dan keluarganya serta memperlakukan mereka dengan baik.

Istri juga harus paham bahwa suami adalah pemimpin keluarga dan menghormatinya.

“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri[289] ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka)..” [An Nisaa’:34]

Sediakanlah makan dan minuman bagi suami dan keluarganya. Karena wanita bertanggung-jawab mengatur hal itu. Masing-masing punya tugas dan tanggung–jawab.

Jika marah, sebaiknya diam. Jangan melontarkan kata-kata yang menyakitkan. Apalagi sampai main tangan. Jika ada satu yang marah, yang lain hendaknya mengalah. Sebab kalau keduanya sama-sama marah bisa berakibat “fatal.”

Istri juga harus menghargai orang tua suami, begitu pula sebaliknya karena kedua orang tua tersebut seolah-olah sudah jadi orang tua mereka semua.

Sering perceraian terjadi karena faktor ekonomi, misalnya suami penghasilannya kurang atau bahkan diPHK. Istri hendaknya tidak diam atau justru merongrong suaminya. Sebaliknya coba bantu suaminya mencari nafkah.

Meski wanita tidak wajib mencari nafkah, toh Khadijah yang merupakan wanita yang paling utama, membantu Nabi dengan harta kekayaannya.

Saya lihat juga para istri yang langgeng menikah dengan suaminya, aktif membantu suaminya mencari uang dengan membuka katering atau berdagang di rumah sehingga mereka bisa menyekolahkan anak-anaknya hingga kuliah.

Rajinlah berolahraga agar anda bisa memberi nafkah lahir dan batin. Bagaimana pun juga menurut Nabi Kesehatan adalah nikmat terbaik setelah iman. Karena itu peliharalah dengan berolahraga.

Seringlah berdoa: “Robbana hablana min azwaajina wa dzurriyatina qurrota a’yuun. Waj’alna lil muttaqiina imaama” (Ya Allah, jadikanlah istri-istri dan anak-anak kami sebagai penghibur hati. Dan jadikanlah kami sebagai pemimpin orang-orang yang takwa).

Kamis, 05 Januari 2012

SEJARAH BERDIRINYA PONDOK PESANTREN AL-HAMIDY BANYUANYAR PAMEKASAN

K.H. MUHAMMAD ROFI'E BAIDHOWI

Sejarah Profil biodata perkembangan LPIB Ponpes Pondok Pesantren pontren PP Al-Hamidy Banyuanyar Timur Pamekasan Madura Jawa Timur Indonesia
1. Sejarah Awal
2. Sejarah Nama Banyuanyar
3. Pendiri LPIB Al-Hamidy Banyuanyar
4. Pengasuh Pesantren Al-Hamidy Banyuanyar


>>>  Sejarah Awal Lembaga Pesantren Islam (LPI) Al-Hamidy Banyuanyar

Lembaga Pesantren Islam Al-Hamidy Banyuanyar merupakan Lembaga Pendidikan Islam yang di rintis oleh KHR. Itsbat bin Ishaq pada sekitar tahun 1800 M. atau 1219 H. Dan setelah beliau wafat Kepemimpinan beralih ke putra beliau KHR. Abd. Hamid Itsbat Kemudian KHR. Baidhowi Abd. Hamid. Seiring dengan wafatnya KHR. Baidhowi, sampai saat ini kepemimpinan pondok pesantren diteruskan oleh putra tunggalnya KHR. Muhammad Rofi’I Baidhowi.

Sejak awal hingga kepemimpinan RKH.Muhammad Rofi’I Baidhowi sistem pendidikan yang di terapkan di Lembaga Pesantren Islam Al-Hamidy Banyuanyar adalah sistem kelasik (salaf) baik di pondok putra maupun di pondok putri.

Dan pada tahun 1989 H pendidikan di kembangkan dengan sistem formal Ula,Wustho,Ulya dan Ma’had Ali. Serta pada tahun 1999-2000 Lembaga Pesantren Islam Al-Hamidy Banyuanyar menambah pendidikan dengan mengikuti kurikulum DEPAG, dengan di laksanakannya KBM mulai jenjang MI, MTs dan MA pada pagi harinya. Seiring dengan perkembangannya pesantren dan permitaan dari sebagian santri dan wali santri, maka pada tahun 1423 H. / 2002 M. Dibukalah program Tahfidz AL- Qur’an putra. Dan pada tahun 1427 H. /2006 M. Di buka pula program tahfidz AL-Qur’an putri.

>>>  Sejarah Nama Banyuanyar
Banyuanyar begitulah orang menyebut, Sebuah tempat yang terletak di dusun bujudan tepatnya arah barat daya dari kabupaten Pamekasan. Adapun sejarah ringkas dari Berdirinya Banyuanyar tersebut bermula dari perintis pertama yang merupakan putra dari K.Ishaq bin hasan bin Abd.Rahman ( Buyut Agung Toronan ). Sebelum Mendirikan pondok pesantren Banyuanyar, K.Itsbat tinggal ditempat yang sangat jauh dari keramaian, tepatnya di desa longsereh kecamatan robatal kabupaten sampang. Tidak lama kemudian beliau pindah bersama keluarganya ke desa potoan daya palengaan pamekasan.

Di daerah ini K.Itsbat merintis sebuah pondok pesantren dengan harapan kelak menjadi pesantren yang mempunyai misi Indzarul qoum. Dan asal mula nama BANYUANYAR itu, karena ketika K.Itsbat membabat Tempat tersebut, Beliau menemukan sebuah mata air yang sangat jernih, Sehingga dari mulut beliau terlontar sebuah kalimat “ Banyu anyar “ yang artinya : Air baru. Itulah sekelumit asal usul nama Banyuanyar.

Dalam kepribadian K.Itsbat, Beliau dalam mendirikan pondok pesantren masih dengan ketawadluannya kepada Allah SWT. Bahkan menurut Cerita yang berkembang dimasyarakat, K.Itsbat bertaqorrub kepada Allah dengan melakukan puasa selama kurang lebih 1 tahun untuk diri dan keluarganya dan untuk tempat yang akan beliau bina sekaligus santri-santrinya, agar senantiasa dapat mengembangkan dan mengamalkan Ilmunya dan dapat dirasakan oleh Masyarakat.

Sistem pendidikan yang diselenggarakan pada saat kepemimpinan beliau masih terbatas pada sistem pengajian kitab-kitab klasik ( Kitab-kitab kuning ), Dengan menggunakan masjid sebagai tempat proses belajar mengajar yang sampai saat ini masih tetap dipertahankan dan dianggap sebagai warisan tradisi dan keorsinilan pondok pesantren banyuanyar.

Seperti biasanya, tradisi kepemimpinan pondok pesantren didasarkan pada garis keturunan putra, Begitu juga dengan pondok pesantren banyuanyar. Setelah K.Itsbat wafat, Kepemimpinan pondok pesantren diteruskan oleh RKH.Abd.Hamid Dalam diri RKH. Abd Hamid terdapat sifat yang dimiliki oleh ayahnya, Seperti taqorrub. Menurut sebuah sumber cerita, RKH. Abd. Hamid melakukan riadlah puasa selama 15 tahun yang tujuannya 5 tahun untuk dirinya dan isterinya, 5 tahun lagi untuk keturunannya, 5 tahun lagi untuk Santrinya. Beliau wafat di Makkah dan dikubur di maqbaroh Ma'la. Kemudian kepemimpinan Pondok Banyuanyar diteruskan oleh RKH. Abd Majid, akan tetapi beliau pindah dan membuka lahan baru di desa panaan ke selatan dari Banyuanyar yang dikenal dengan Pondok Pesantren Bata-bata.

Adapun kepemimpinan dipondok Banyuanyar diteruskan oleh adiknya yaitu RKH. Baidlawi yang sekarang lebih dikenal dengan nama LEMBAGA PESANTREN ISLAM (LPI) AL-HAMIDY Banyuanyar, Sedangkan kata “AL HAMIDY“ diambil dari nama Pengasuh terdahulu yaitu RKH. Abd. Hamid Itsbat. Sejak RKH. Baidlawi wafat sampai sekarang masih dipegang oleh putra tunggal beliau yaitu RKH. Muhammad Rofi’I Baidlawi.

>>>  Pendiri LPIB Al-Hamidy Banyuanyar

Pondok Pesantren Al-Hamidy Banyuanyar didirikan oleh KHR. Itsbat bin Ishaq pada sekitar tahun 1800 M. atau 1219 H.

>>>  Pengasuh Ponpes Al-Hamidy Banyuanyar

KHR. Itsbat bin Ishaq (alm.)
KHR. Abd. Hamid Itsbat (alm.)
KHR. Baidhowi (alm.)
KHR. Muhammad Rofi’I Baidhowi

Jangan Lupakan Aku(DZIKRULLOH)


A. Zikir
Apabila kita telah selesai melaksanakan salat fardu yang lima waktu kita disunatkan untuk berzikir dan berdoa. Setelah salat fardu merupakan waktu yang sangat baik untuk berzikir dan berdoa karena kita masih dalam keadaan suci dari hadas dan najis. Namun, kita tidak dilarang untuk berzikir atau berdoa di lain waktu. Dengan demikian, berzikir dan berdoa boleh dilakukan kapan saja dan di mana saja asalkan di tempat yang suci.

1. Pengertian Zikir
Menurut arti bahasa, zikir adalah ingat atau menyebut. Adapun menurut arti istilah, zikir adalah mengucapkan kalimat suci yang dapat menggerakkan hati manusia untuk selalu mengingat Allah swt.
Berzikir ini dapat dilakukan dengan lisan dan hati, seperti ucapan tasbih, memuji, menyanjung, dan menyebut sifat-sifat kebesaran dan keagungan serta sifat kesempurnaan yang dimiliki Allah swt. Oleh karena itu, berzikir kepada Allah swt. merupakan perbuatan yang dapat memberikan ketenangan hati. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam Al Qur’an surah Ar-Ra’du [ 13 ] ayat 28 yang artinya:“ . . . Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah, hati menjadi tenteram.” (Ar-Ra’du [13] : 28)
Oleh karena itu, Allah memerintahkan manusia agar selalu berzikir kepada-Nya dengan zikir yang sebanyak-banyaknya, sebagaimana dijelaskan dalam Al Qur’an surah Al-Ahzab [33] ayat 41, yang artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Ingatlah kepada Allah, dengan mengingat (nama-Nya) sebanyak-banyaknya.” (Q.S. Al-Ahzab [33] : 41)
Dengan berzikir, kita diharapkan dapat lebih mendekatkan diri kepada Allah. Zikir adalah sarana untuk memperkuat kadar keimanan kita kepada Allah swt. Berzikir kepada Allah bukan hanya dengan ucapan sebanyak-banyaknya,melainkan juga dengan perbuatan atau pengamalan yang nyata. Oleh karena itu, ingatlah kepada Allah sebanyak-banyaknya jika kalian ingin mendapatkan kasih sayang Allah swt.

2. Bacaan Zikir
Bacaan zikir yang disunahkan dibaca setelah kita selesai salat wajib adalah bacaan istigfar, tasbih, tahmid, takbir dan tahlil. Adapun urutan membaca zikir setelah salat adalah sebagai berikut.

a. Bacaan Istigfar
Bacaan zikir yang disukai oleh Allah swt. adalah yang diawali dengan membaca istigfar (memohon ampun). Jika kita telah selesai salat disunahkan membaca istigfar sebanyak tiga kali. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam hadits Nabi saw.
عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ اِذَا انْصَرَفَ مِنْ صَلاَ تِهِ اسْتَغْفَرَ ثَلاَثًا
(رواه مسلم)
ِِArtinya: “Dari Tsauban r.a. katanya: Biasanya apabila Rasulullah saw. telah selesai salat, beliau istighfar (mohon ampun) tiga kali . . . .” (H.R. Muslim)

Bacaan istigfar adalah:
اَسْتَغْفِرُ الله َالْعَظِيْمِ (Astagfirullaahal ‘azhiim)
Artinya: “Saya mohon ampun kepada Allah Yang Mahaagung.”

Selanjutnya, membaca doa berikut ini.
اَللَّهُمَّ اَنْتَ السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلاَمُ تَبَارَكْتَ يَاذَا الْجَلاَلِ وَاْلاِكْرَامِ
Artinya: “Wahai, Allah! Engkaulah Yang Maha Selamat, dan dari Engkaulah segala keselamatan. Engkau Maha Memberkahi, wahai Dzat Yang Mahaagung, dan Mahamulia.”

b. Bacaan Tasbih
Bacaan tasbih setelah salat dibaca sebanyak 33 kali. Bacaan tasbih adalah:
سُبْحَانَ اللهِ(Subhanallah)
Artinya: “Mahasuci Allah.”

c. Bacaan Tahmid
Bacaan tahmid setelah salat dibaca sebanyak 33 kali. Bacaan tahmid adalah:
اَلْحَمْدُ ِللهِ (Alhamdulillah)
Artinya: “Segala puji bagi Allah.”

d. Bacaan Takbir
Bacaan takbir setelah salat dibaca sebanyak 33 kali. Bacaan takbir adalah:
اَلله ُاَكْبَرُ (Allaahu akbar)
Artinya: “Allah Yang Mahabesar.”

e. Bacaan Tahlil
Bacaan tahlil setelah salat dibaca sebanyak 1 kali. Bacaan tahlil adalah:
لاَ اِلَهَ اِلاَّ الله ُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ, لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ.
(Laa ilaha illallahu wahdahu la syarikallahu lahul mulku walahul hamdu wahuwa ‘ala kulli syaiin qadir)
Artinya: “Tidak ada Tuhan yang wajib disembah kecuali Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya segalak kekuasaan dan puji, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.”(H.R. Muslim)

3. Adab Berzikir
Agar kita dapat berzikir dengan baik, perhatikan adab berzikir berikut ini.
1) ketika berzikir disunatkan dengan suara pelan (sir);
2) bersih pakaian dan badan dari hadas dan najis;
3) menghadap kiblat;
4) hendaknya bersikap khusyuk dan tadharu;
5) menggunakan lafal-lafal zikir yang pernah diucapkan Nabi saw.;
6) dalam berzikir hendaknya dimulai dengan memohon ampun kepada Allah swt.

B. Doa
1. Pengertian Doa
Menurut arti bahasa, doa adalah menyeru atau memohon pertolongan. Adapun menurut arti istilah, doa adalah permohonan dari seorang hamba terhadap Tuhannya atau permohonan dari seorang makhluk terhadap Khaliknya.
Berdoa merupakan anjuran dari Allah swt. Sebagaimana dijelaskan dalam surah Al-Mukmin [40] ayat 60, yang artinya:” Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu . . . . “ (Q.S. Al-Mukmin [40] :60)
Oleh karena itu, berdoa kepada Allah swt. termasuk suatu ibadah. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadits Nabi saw. berikut ini.
عَنِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيْرٍ رَضِيَ الله ُعَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اِنَّ الدُّعَاءَ هُوَ الْعِبَا دَةُ
(رواه الاربعة)
Artinya: ”Dari Nu’man bin Basyir r.a. dari Nabi saw. beliau bersabda sesungguhnya doa itu adalah ibadah . . . . “ (H.R. Empat ahli Hadits)
Berdasarkan hadits tersebut jelaslah bahwa doa itu termasuk suatu ibadah. Karena apabila kita telah berdoa berarti kita telah mengakui kerendahan dan kehinaan diri kita di hadapan Allah Yang Mahatinggi, dan Mahamulia tempat kita memohon.

1. Doa Setelah Salat
Apabila kalian telah selesai berzikir, sebaiknya dilanjutkan dengan berdoa. Berdoa ialah memohon kepada Allah secara langsung, untuk memperoleh karunia dan segala yang diridai-Nya serta untuk menjauhkan diri dari kejahatan atau bencana yang tidak dikehendaki. Karena itulah berdoa kepada Allah penting sekali bagi kehidupan seseorang hamba Allah dan bahkan dipandang sebagai ibadah di samping ibadah-ibadah lainnya.
Berikut ini kalian akan mempelajari beberapa doa yang sebaiknya dibaca setelah selesai melaksanakan salat fardu lima waktu.

a. Doa Memohon Ilmu yang Bermanfaat
Sebagai seorang pelajar tentunya kalian ingin memperoleh ilmu yang bermanfaat. Untuk itu, jika kalian selesai melaksanakan salat fardu yang lima waktu hendaknya memohon kepada Allah agar diberi ilmu yang bermanfaat. Berikut ini bacaan doa memohon ilmu yang bermanfaat.
اَللَّهُمَّ عَلِّمْنِى بِمَا يَنْفَعُنِى وَانْفَعْنِى بِمَا عَلَّمْتَنِى اِنَّكَ اَنْتَ الْعَلِيْمُ الْخَبِيْرُ
Artinya: “Ya Allah, ajarilah aku segala hal yang bermanfaat bagiku dan berilah manfaat semua pengetahuan yang telah aku pelajari. Sungguh Engkau adalah zat Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”

اَللَّهُمَّ اِنِّى اَسْئَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً
Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik dan amal yang diterima.

b. Doa Mohon Kebahagiaan di Dunia dan Akhirat
Salah satu doa yang biasa dibaca oleh Rasulullah saw. setelah selesai salat adalah memohon kebahagiaan dan keselamatan, baik di dunia maupun di akhirat. Bacaan doanya adalah sebagai berikut.
رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَّفِى اْلاَخِرَةِ حَسَنَةً وَّقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Artinya: “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan di akhirat, dan jauhkanlah kami dari siksa api neraka.”

c. Doa untuk Kedua Orang Tua
Tentunya kalian ingin memperoleh predikat anak yang saleh, bukan? Pernahkah kalian mendoakan kedua orang tua kalian? Salah satu ciri anak yang saleh yaitu senantiasa mendoakan ibu dan bapaknya (orang tuanya). Untuk itu, sejak kecil hendaknya kalian membiasakan diri mendoakan ibu dan bapak kalian agar diampuni segala dosanya dan senantiasa disayangi oleh Allah swt. Bacaan doa untuk orang tua adalah sebagai berikut.
رَبِّ اغْفِرْلِى وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِى صَغِيْرًا
Artinya: “Ya Tuhanku, ampunilah dosa-dosaku dan dosa kedua orang tuaku,serta berilah rahmat dan kasih sayang kepada keduanya sebagaimana keduanya memeliharaku sejak kecil.”

d. Doa Mohon Ampun kepada Allah swt.
Dalam kehidupan sehari-hari tentunya kita tidak akan terlepas dari hal-hal yang mengandung dosa, baik melalui ucapan maupun perbuatan. Untuk itu, kita hendaknya memohon ampun kepada Allah dari segala dosa yang pernah kita lakukan, baik dosa kepada Allah maupun kepada sesama manusia. Berikut ini salah satu doa untuk memohon ampun kepada Allah.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ
Artinya: “Ya Tuhan kami, kami telah berbuat aniaya pada diri kami, dan jika Engkau tidak mengampuni dan memberikan rahmat kepada kami, sungguh kami termasuk golongan orang yang merugi.”

2. Adab Berdoa
Sebagaimana berzikir, berdoa hendaknya dilakukan dengan sebaik-baiknya dan khidmat serta memperhatikan adab berdoa. Berikut ini beberapa adab dalam berdoa.
1) Ketika berdoa hendaknya dalam keadaan suci dari hadas dan najis.
2) Berdoa sebaiknya dilakukan dengan perlahan-lahan sehingga tidak terdengar oleh orang lain karena Allah sangat dekat dengan kita.
3) Berdoa hendaknya dilakukan pada saat-saat ijabah doa, misalnya setelah salat, pada saat sujud terakhir dalam setiap salat, baik salat wajib maupun salat sunah, dan salat tahajud.
4) Ketika berdoa hendaknya bersikap khusyuk dan tadharu serta penuh harapan akan terkabulnya doa yang disampaikan.
5) Dalam berdoa hendaknya dimulai dengan memuji atau menyebut nama Allah swt.
6) Sebaiknya menggunakan lafal-lafal doa yang pernah diucapkan Nabi saw.